Jumat, 02 Desember 2011

Tiga Golongan Layanan Cloud Computing

Jenis layanan Cloud Computing yang ada, terbagi dalam 3 golongan yaitu yang disebut sebagai Software as a Service (SaaS), kemudian Platform as a Service (PaaS) dan terakhir Infrastructure as a Service (IaaS). 

Software as a Service (SaaS)

Sebagai konsumen individual, kita sebenarnya sudah akrab dengan layanan cloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Gmail, Google Search, Bing, atau MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Application ataupun Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasis internet.
Di dunia bisnis, kita mungkin familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft CRM, kita bisa menggunakan aplikasi CRM  kapan dan dari mana saja melalui internet. Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Kita juga akan selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat.
Nah, semua layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai oleh seorang pengguna,  termasuk ke dalam kategori Software as a Services (SaaS). Secara sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan.
Beberapa contoh aplikasi dalam katagori SaaS diantaranya adalah:
  • Microsoft Itune: merupakan aplikasi cloud sederhana untuk PC management yang berguna selain update software/services, kemampuan update security juga memberikan kepada penggunanya untuk men-tune performance dari windows 7 yang digunakan.
  • McAfee Security Scan Plus: aplikasi cloud untuk men-scaning virus di komputer pengguna.
  • Microsoft Office 365: aplikasi online untuk MS Office.

Platform as a Service (PaaS)

Sering terjadi, suatu aplikasi software yang sifatnya package tidak dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yang ditawarkan sebagai layanan tidak sesuai dengan proses bisnis kita. Nah, pada skenario ini, kita dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS).

Pada PaaS, kita membuat sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skema database yang diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik penyedia jasa PaaS. Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari mengatur server-server mereka secara virtualisasi sehingga sudah menjadi cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita sebagai pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat di atasnya.

Jika kita adalah perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alih-alih memasang software di server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di server milik penyedia layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan. Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS.
Singkatnya, dengan PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaS tersebut. Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan Amazon Web Services.

Infrastructure as a Service (IaaS)

Ada kasus ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi server yang unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluan seperti ini, kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe Infrastructure as a Service (IaaS).
Pada IaaS, penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori, dan storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan tidak memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS, aplikasi, maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita.
Jadi, layanan IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-premise ke data center milik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal rata-rata menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private Server seperti Windows Server Hyper-V, VM Ware Virtualization dan lain-lain.

Identifikasi SaaS, PaaS dan IaaS

Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 4, di situ dijelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik hingga ke Application. Di situ juga dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.
Cloud Computing
Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia layanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan.
Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga skema database-nya.
Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga Virtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System ke atas.
Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise (bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application.
Sumber:
  • Ilmukomputer.com
  • Wikipedia.org
  • Rackspace.com
  • Computerworld.com
  • Microsoft.com

Menggunakan Google Docs

Ternyata tidak banyak peserta acara yang menguasai aplikasi gugel dok ini. Akupun akhirnya menjelaskan kepada mereka langkah-langkah memakai gugel dok.

Pertama tentu kita masuk dulu ke situs gugel dok.

Terlihat sekarang gugel dok sudah menambah fiturnya. Sekarang sudah ada fasilitas upload file. Jadi mari kita coba memakai fitur upload file tersebut.


Sekarang kita pilih file yang akan kita upload ke gugel dok kita.

Setelah ketemu file yang akan diuload, langsung saja dikirim dengan cara melakukan klik pada tulisan Start Upload.

Daaaan…selesailah sudah petunjuk sederhana ini.

cara menggunakan windows LIve (contoh Platform-as-a-service)

Maksudnya, blogging (menulis blog) kapan dan dimana saja karena tidak harus online dan login, dan yang pasti lebih hemat. Pada awalnya sih, saya punya cara sendiri, yaitu dengan mengetik postingan di Microsoft Word, dan kalau sudah selesai baru di copy pada text editor (new entry-bagian HTML), terus di publish. Tapi untuk upload foto, mengatur jenis atau warna text, menambah link, dll. Saya harus dalam keadaan online tentunya.

Tapi… baru tau (maklum blogger pemula amatiran pula he…he…he…), ternyata software untuk masalah seperti itu sudah banyak bertebaran di internet. Salah satunya adalah "Windows Live Writer", ada sih tool yang lain dengan fungsi yang sama, seperti "Post2blog", ScribeFire, "Zoundry", "W.bloggar", "flock", dan Blogdesk, tapi yang paling bagus dan lagi booming adalah "Windows Live Writer". untuk mendownload installer “WLW”, silahkan klik DI SINI.

Kalau sudah men-download, kemudian install, tapi kita harus dalam keadaan terhubung (online).

Setelah berhasil menginstall, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat akun blogmu, agar pada saat mem-publish. Secara otomatis akan ter-publish di blogmu.

Untuk mendaftar (membuat akun) kita juga harus dalam keadaan online. Pertama-tama klik “Blogs” kemudian pilih “Add blog account”.


Setelah itu, akan muncul sebuah window untuk memilih “blog service”.



kalau kamu belum punya blog, pilih yang pertama, “I don’t have a blog; create one on Windows live for me”. Tapi kalau sudah punya blog (di blogger, wordpress, typepad, dll), maka pilih Other blog service, kemudian klik “Next>”,

kemudian menambah akun, yaitu memasukkan alamat blog, username, dan password.


kemudian klik “Next>”.

lalu akan muncul window, yang sedang memproses/menganalisa alamat blog, email, dan passwordmu.


Kalau sudah selesai dianalisa, klik “Next>”.

lalu, pilih tipe blogmu (blogger, atau wordpress, atau yang lainnya),


Setelah memilih tipe blog, klik “Next>”,

Kemudian akan muncul, window yang sedang memproses/mendownload “tema blog editor”,


Setelah proses download selesai, klik “Next>”, maka akan muncul window yang seperti di bawah ini, lalu klik “Finish”.

Selesai deh…

Tampilan “WLW” hampir sama dengan editor yang ada di blog pada saat kita online. jadi, kita bisa mengatur, jenis dan warna font, memasukkan gambar dan script (HTML) dll. dan apabila proses pengetikan/penulisan sudah selesai. Baru deh…, kita online, untuk mempublikasikan postingan yang sudah kita selesaikan. Caranya klik “publish” pada menubar, atau klik “File” terus pilih “publish to blog”. maka secara otomatis postingan tersebut akan ter-publish/ter-upload termasuk gambar-gambarnya (jadi kita tidak perlu meng-upload gambar satu-persatu).